banner ads

Senin, 15 September 2014

Harga Batik Termahal

Kain Batik
Jika kita melihat batik-batik yang dikenakan oleh para petinggi negara hingga duta besar, tentunya berbeda dengan apa yang sering kita lihat di mal atau butik desainer. Batik ini tentunya dikerjakan dengan proses pemesanan khusus sehingga produknya eksklusif.

Hal ini tentunya menjadikan batik tersebut dibanderol dengan harga yang cukup tinggi. Lalu bagaimanakah sebenarnya permintaan pasar akan batik eksklusif seperti ini?

Wolipop bertanya langsung kepada Ketua Umum Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia, Taruna Kusmayadi dan desainer dari Ikatan Perancang Mode Indonesia, Era Soekamto.

Menurut Taruna, batik eksklusif tersebut selalu ada permintaannya walaupun tidak banyak. Satu pejabat pun mungkin hanya membeli paling banyak dua hingga tiga potong baju untuk dikenakan berulang-ulang.

Pertimbangannya adalah roda usaha harus berputar cepat untuk menutupi cost produksi, namun dengan gaya pemesanan eksklusif tersebut, akan menjadi lambat. Selain itu, ia mengakui sulit untuk memproduksi batik yang mahal. Selain lama terjual, biasanya klien akan minta untuk dialterasi ulang dan kembali memakan waktu.

"Target market saya enggak ke situ. Saya bisa aja bikin batik yang harganya puluhan juta tapi jualnya enggak cepat," ujarnya menambahkan. Taruna juga memaparkan bahwa ia lebih sering menemui kliennya memakai batik rancangannya yang ia titipkan di department store.

Soal harga, desainer Era Soekamto pun menjelaskan bahwa harga batik eksklusif yang terjangkau cukup beragam. Ada yang kisarannya mencapai Rp 3 jutaan. Era yang saat ini menjadi desainer utama dari Rumah Mode Iwan Tirta juga menjelaskan, jika diminta, ada pula batik yang lebih eksklusif disertai dengan sertifikasi.

"Harganya bisa mulai dari Rp 15 hingga Rp 25 jutaan," ujarnya.

Penasaran mengapa sehelai kain batik bisa berharga cukup tinggi? Era menjelaskannya dengan perumpaan membeli tas merek mewah. "Orang enggak cuma beli barang itu sebagai fungsinya saja, tapi prestise, kisah di balik brand itu sendiri hingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya," paparnya.

Membahas bentuk atau motif batik eksklusif nan mahal tersebut, ternyata tidak jauh berbeda dengan apa yang dilihat mata secara sepintas. Jenis bahan yang lebih halus, motif yang khas, permainan detail dan aplikasi, hingga ketahanan warna ketika berulang kali dibawa ke binatu.

Untuk motif yang dipakai pejabat pun biasanya ada keseragaman atau tren. "Saat ini tren batik dipakai secara simbolik atau hanya sebagai sarung sudah jarang ditemui, kebanyakan sudah siap pakai dengan model yang sudah ada," ujar Taruna.

Ia juga berpendapat untuk keseharian pekerjaan, batik Kudus, Lasem, Jawa dan Solo dulu mendominasi. "sekarang sudah mulai merata yang motifnya asimilasi dari pulau lain," pungkasnya.

Sumber: wolipop.detik.com

Rabu, 10 September 2014

Motif Batik Dan Maknanya

Batik merupakan bagian dari budaya negara kita tercinta, Indonesia. suatu kebanggaan kita bisa memiliki tradisi suatu pakaian yg bernama "BATIK". motif nya sangat beragam & sangat artistik.

Bahkan agar pakaian batik dpt dilestarikan, tiap hari jumat banyak kantor yang mengharuskan karyawannya menggunakan baju batik. Dibalik berbagai motif batik tersimpan makna yg melambangkan hal-hal tertentu. Mau tau gan makna apa aja yg ada di beberapa motif batik? Disini akan dijelaskan beberapa motif batik beserta maknanya, yuk di simak!

1. Motif Udan Riris
Udan Riris
Mengandung makna ketabahan & harus tahan menjalani hidup prihatin biarpun dilanda hujan & panas.

Contoh: Orang hidup berumah tangga, apalagi bagi pengantin baru, harus berani & mau hidup prihatin ketika banyak halangan & cobaan, ibaratnya tertimpa hujan & panas, tdk boleh mudah mengeluh. Segala halangan & rintangan itu harus bisa dihadapi & diselesaikan bersama-sama. Suami atau istri merupakan bagian hidup di dalam rumah tangga.


Jika salah satu menghadapi masalah maka pasangannya harus ikut membantu menyelesaikan, bukan sebaliknya justru menambahi masalah. Misalkan, apabila suami sedang mendapat cobaan tergoda oleh wanita lain, maka sang istri harus bisa bijak mencari solusi & mencari permasalahan.

Begitu pula sebaliknya jika sang istri mendapat godaan dari pria lain, tentu suami harus bersikap arif tanpa harus menaruh curiga yg berlebihan sebelum ditemukan bukti.

2. Motif Parangkusuma
Parangkusuma
Mengandung makna hidup harus dilandasi oleh perjuangan utk mencari keharuman lahir & batin, ibaratnya keharuman bunga (kusuma).

Contoh: Bagi orang Jawa, hidup di masyarakat yang paling utama dicari adalah keharuman pribadinya tanpa meninggalkan norma-norma yg berlaku dan sopan santun agar dpt terhindar dari bencana lahir dan batin.


Walaupun sulit utk direalisasikan, namun umumnya orang Jawa berharap bisa menemukan hidup yg sempurna lahir batin. Apalagi di zaman yang serba terbuka sekarang ini, sungguh sulit untuk mencapai ke tingkat hidup seperti yg diharapkan, karena banyak godaan.

Di zaman materialistis ini, orang lebih cenderung mencari nama harum dengan cara membeli dengan uang yang dimiliki, bukan dari tingkah laku dan pribadi yang baik.

3. Motif Parikesit

Parikesit
Mengandung makna bahwa untuk mencari keutamaan harus dilandasi dengan usaha keras dan gesit. Tentu usaha keras dan gesit itu tanpa harus meninggalkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Bukan sebaliknya usaha keras dan gesit dengan cara kotor, pasti akan sangat dihindari.

Sebab dampak yg ditimbulkan akan sangat berat & yang jelas pasti akan menjadi bumerang bagi diri-sendiri. Dengan usaha keras & gesit itulah diharapkan bisa membangun keluarga inti yg sejahtera lahir & batin.

4. Motif Kawung

Kawung
Mengandung makna bahwa keinginan dan usaha yang keras akan selalu membuahkan hasil, seperti rejekinya berlipat ganda. Sudah hukum karma, bahwa orang yg bekerja keras pasti akan menuai hasil, walaupun kadang harus memakan waktu yg lama.

Contoh: seorang petani yang bekerja giat di sawah, jika tidak ada hama yang mengganggu, tentu dia akan memanen hasil padi yg berlipat di kemudian hari. Namun sayang, budaya kerja keras untuk menuai hasil maksimal tidak dilakukan oleh semua orang.


Apalagi di zaman sekarang, di mana inginnya serba instan, orang ingin cepat kaya tanpa harus bekerja keras. Ingin cepat kaya dgn cara korupsi, merampok, menipu dan segala tindakan cela lainnya. Kebiasaan utk bekerja keras untuk menuai hasil yang maksimal sudah sering diajarkan oleh nenek moyang kita orang Jawa sejak dulu.

Kerja keras untuk menghasilkan rejeki berlipat akan lebih bermakna jika dibarengi dengan sikap hemat, teliti, cermat dan tidak boros.

5. Motif Truntum

Truntum
Mengandung makna tumbuh dan berkembang. Demikianlah, orang Jawa selalu mendambakan bagi setiap keluarga baru supaya segera mempunyai keturunan yang akan dapat menggantikan generasi sebelumnya.


Generasi baru itulah yang akan menjadi tumpuan setiap keluarga baru yang baru menikah untuk meneruskan segala harapan dan cita-cita keluarga sekaligus sebagai generasi penerus secara biologis yang mewarisi sifat-sifat keturunan dari sebuah keluarga baru. Harapan itu selalu muncul saat keluarga baru terbentuk.

Ungkapan-ungkapan seperti segera mendapatkan keturunan yang solih dan solihah, berguna bagi keluarga, masyarakat, agama, dan negara sering terdengar saat ada upacara pernikahan. Sebab memang dari keluarga baru itulah diharapkan akan berkembang keluarga-keluarga baru lainnya.

Sementara sumber lain mengatakan bahwa motif truntum ini awal mulanya diciptakan oleh kerabat kerajaan Surakarta yang sedang sedih hatinya karena merasa diabaikan oleh raja. Di tengah kesendirian itulah ia melihat di langit di tengah malam banyak bintang gemerlap menemani dirinya dalam kesepian. Insipirasi itulah yang ditangkap dan dituangkan dalam motif batik.

6. Motif Sidaluhur

Sidaluhur
Mengandung makna keluhuran. Bagi orang Jawa, hidup memang utk mencari keluhuran materi dan non materi. Keluhuran materi artinya bisa tercukupi segala kebutuhan ragawi dengan bekerja keras sesuai dengan jabatan, pangkat, derajat, maupun profesinya.


Keluhuran materi yang diperoleh dengan cara yang benar, halal dan sah tanpa melakukan kecurangan atau perbuatan yang tercela seperti korupsi, merampok, mencuri dan sebagainya. Sebab walaupun secara materi merasa cukup atau bahkan berlebihan, namun jika harta materi itu diperoleh secara tidak benar, tidak halal, itu tidak bisa dikatakan bisa mencapai keluhuran secara materi. Keluhuran materi akan lebih bermakna lagi apabila harta yang dimiliki itu bermanfaat bagi orang lain dan bisa diberikan dalam berbagai bentuk seperti sumbangan, donasi, hibah, dan sebagainya.

Sementara keluhuran budi, ucapan, dan tindakan adalah bentuk keluhuran non materi. Orang yang bisa dipercaya oleh orang lain, atau perkataannya sangat bermanfaat kepada orang lain tentu itu akan lebih baik daripada perkataannya tidak bisa dipegang orang lain dan tidak dipercaya orang lain.

Orang yang sudah bisa dipercaya oleh orang lain adalah suatu bentuk keluhuran non materi. Orang Jawa sangat berharap hidupnya kelak dapat mencapai hidup yang penuh dengan nilai keluhuran.

7. Motif Sidamukti

Sidamukti
Mengandung makna kemakmuran. Demikianlah bagi orang Jawa, hidup yang didambakan selain keluhuran budi, ucapan, dan tindakan, tentu agar hidup akhirnya dapat mencapai mukti atau makmur baik di dunia maupun di akhirat.


Orang hidup di dunia adalah mencari kemakmuran dan ketentraman lahir dan batin. Untuk mencapai kemakmuran dan ketentraman itu niscaya akan tercapai jika tanpa usaha dan kerja keras, keluhuran budi, ucapan, dan tindakan. Namun untuk mencapai itu semua tentu tidaklah mudah. Setiap orang harus bisa mengendalikan hawa nafsu, mengurangi kesenangan, menggunjing tetangga, berbuat baik tanpa merugikan orang lain, dan sebagainya, agar dirinya merasa makmur lahir batin.

Kehidupan untuk mencapai kemakmuran lahir dan batin itulah yang juga menjadi salah satu dambaan masyarakat Jawa dan tentu juga secara universal.

8. Motif Megamendung 


Megamendung
Pada bentuk Megamendung bisa kita lihat garis lengkung yang beraturan secara teratur dari bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil) kemudian melebar keluar (membesar) menunjukkan gerak yang teratur harmonis.

Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun) kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar/menjalani kehidupan sosial agama) dan pada akhirnya membawa dirinya memasuki dunia baru menuju kembali kedalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut (naik dan turun) pada akhirnya kembali ke asalnya (sunnatullah).

Sehingga bisa kita lihat bentuk megamendung selalu terbentuk dari lengkungan kecil yang bergerak membesar terus keluar dan pada akhirnya harus kembali lagi menjadi putaran kecil namun tidak boleh terputus. Terlepas dari makna filosofi bahwa Megamendung melambangkan kehidupan manusia secara utuh sehinga bentuknya harus menyatu.

Dilihat dari sisi produksi memang mengharuskan kalau bentuk garis lengkung megamendung harus bertemu pada satu titik lengkung berikutnya agar pada saat pemberian warna pada proses yang bertahap (dari warna muda ke warna tua) bisa lebih memudahkan.

9. Motif Parang Barong
Parang Barong
Motif batik ini berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa). Parang Barong merupakan parang yang paling besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya motif ini hanya boleh digunakan untuk Raja, terutama dikenakan pada saat ritual keagamaan dan meditasi.

Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.


Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut pada kain. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri 

Diolah dari berbagai sumber