banner ads

Senin, 15 September 2014

Harga Batik Termahal

Kain Batik
Jika kita melihat batik-batik yang dikenakan oleh para petinggi negara hingga duta besar, tentunya berbeda dengan apa yang sering kita lihat di mal atau butik desainer. Batik ini tentunya dikerjakan dengan proses pemesanan khusus sehingga produknya eksklusif.

Hal ini tentunya menjadikan batik tersebut dibanderol dengan harga yang cukup tinggi. Lalu bagaimanakah sebenarnya permintaan pasar akan batik eksklusif seperti ini?

Wolipop bertanya langsung kepada Ketua Umum Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia, Taruna Kusmayadi dan desainer dari Ikatan Perancang Mode Indonesia, Era Soekamto.

Menurut Taruna, batik eksklusif tersebut selalu ada permintaannya walaupun tidak banyak. Satu pejabat pun mungkin hanya membeli paling banyak dua hingga tiga potong baju untuk dikenakan berulang-ulang.

Pertimbangannya adalah roda usaha harus berputar cepat untuk menutupi cost produksi, namun dengan gaya pemesanan eksklusif tersebut, akan menjadi lambat. Selain itu, ia mengakui sulit untuk memproduksi batik yang mahal. Selain lama terjual, biasanya klien akan minta untuk dialterasi ulang dan kembali memakan waktu.

"Target market saya enggak ke situ. Saya bisa aja bikin batik yang harganya puluhan juta tapi jualnya enggak cepat," ujarnya menambahkan. Taruna juga memaparkan bahwa ia lebih sering menemui kliennya memakai batik rancangannya yang ia titipkan di department store.

Soal harga, desainer Era Soekamto pun menjelaskan bahwa harga batik eksklusif yang terjangkau cukup beragam. Ada yang kisarannya mencapai Rp 3 jutaan. Era yang saat ini menjadi desainer utama dari Rumah Mode Iwan Tirta juga menjelaskan, jika diminta, ada pula batik yang lebih eksklusif disertai dengan sertifikasi.

"Harganya bisa mulai dari Rp 15 hingga Rp 25 jutaan," ujarnya.

Penasaran mengapa sehelai kain batik bisa berharga cukup tinggi? Era menjelaskannya dengan perumpaan membeli tas merek mewah. "Orang enggak cuma beli barang itu sebagai fungsinya saja, tapi prestise, kisah di balik brand itu sendiri hingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya," paparnya.

Membahas bentuk atau motif batik eksklusif nan mahal tersebut, ternyata tidak jauh berbeda dengan apa yang dilihat mata secara sepintas. Jenis bahan yang lebih halus, motif yang khas, permainan detail dan aplikasi, hingga ketahanan warna ketika berulang kali dibawa ke binatu.

Untuk motif yang dipakai pejabat pun biasanya ada keseragaman atau tren. "Saat ini tren batik dipakai secara simbolik atau hanya sebagai sarung sudah jarang ditemui, kebanyakan sudah siap pakai dengan model yang sudah ada," ujar Taruna.

Ia juga berpendapat untuk keseharian pekerjaan, batik Kudus, Lasem, Jawa dan Solo dulu mendominasi. "sekarang sudah mulai merata yang motifnya asimilasi dari pulau lain," pungkasnya.

Sumber: wolipop.detik.com

Rabu, 10 September 2014

Motif Batik Dan Maknanya

Batik merupakan bagian dari budaya negara kita tercinta, Indonesia. suatu kebanggaan kita bisa memiliki tradisi suatu pakaian yg bernama "BATIK". motif nya sangat beragam & sangat artistik.

Bahkan agar pakaian batik dpt dilestarikan, tiap hari jumat banyak kantor yang mengharuskan karyawannya menggunakan baju batik. Dibalik berbagai motif batik tersimpan makna yg melambangkan hal-hal tertentu. Mau tau gan makna apa aja yg ada di beberapa motif batik? Disini akan dijelaskan beberapa motif batik beserta maknanya, yuk di simak!

1. Motif Udan Riris
Udan Riris
Mengandung makna ketabahan & harus tahan menjalani hidup prihatin biarpun dilanda hujan & panas.

Contoh: Orang hidup berumah tangga, apalagi bagi pengantin baru, harus berani & mau hidup prihatin ketika banyak halangan & cobaan, ibaratnya tertimpa hujan & panas, tdk boleh mudah mengeluh. Segala halangan & rintangan itu harus bisa dihadapi & diselesaikan bersama-sama. Suami atau istri merupakan bagian hidup di dalam rumah tangga.


Jika salah satu menghadapi masalah maka pasangannya harus ikut membantu menyelesaikan, bukan sebaliknya justru menambahi masalah. Misalkan, apabila suami sedang mendapat cobaan tergoda oleh wanita lain, maka sang istri harus bisa bijak mencari solusi & mencari permasalahan.

Begitu pula sebaliknya jika sang istri mendapat godaan dari pria lain, tentu suami harus bersikap arif tanpa harus menaruh curiga yg berlebihan sebelum ditemukan bukti.

2. Motif Parangkusuma
Parangkusuma
Mengandung makna hidup harus dilandasi oleh perjuangan utk mencari keharuman lahir & batin, ibaratnya keharuman bunga (kusuma).

Contoh: Bagi orang Jawa, hidup di masyarakat yang paling utama dicari adalah keharuman pribadinya tanpa meninggalkan norma-norma yg berlaku dan sopan santun agar dpt terhindar dari bencana lahir dan batin.


Walaupun sulit utk direalisasikan, namun umumnya orang Jawa berharap bisa menemukan hidup yg sempurna lahir batin. Apalagi di zaman yang serba terbuka sekarang ini, sungguh sulit untuk mencapai ke tingkat hidup seperti yg diharapkan, karena banyak godaan.

Di zaman materialistis ini, orang lebih cenderung mencari nama harum dengan cara membeli dengan uang yang dimiliki, bukan dari tingkah laku dan pribadi yang baik.

3. Motif Parikesit

Parikesit
Mengandung makna bahwa untuk mencari keutamaan harus dilandasi dengan usaha keras dan gesit. Tentu usaha keras dan gesit itu tanpa harus meninggalkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Bukan sebaliknya usaha keras dan gesit dengan cara kotor, pasti akan sangat dihindari.

Sebab dampak yg ditimbulkan akan sangat berat & yang jelas pasti akan menjadi bumerang bagi diri-sendiri. Dengan usaha keras & gesit itulah diharapkan bisa membangun keluarga inti yg sejahtera lahir & batin.

4. Motif Kawung

Kawung
Mengandung makna bahwa keinginan dan usaha yang keras akan selalu membuahkan hasil, seperti rejekinya berlipat ganda. Sudah hukum karma, bahwa orang yg bekerja keras pasti akan menuai hasil, walaupun kadang harus memakan waktu yg lama.

Contoh: seorang petani yang bekerja giat di sawah, jika tidak ada hama yang mengganggu, tentu dia akan memanen hasil padi yg berlipat di kemudian hari. Namun sayang, budaya kerja keras untuk menuai hasil maksimal tidak dilakukan oleh semua orang.


Apalagi di zaman sekarang, di mana inginnya serba instan, orang ingin cepat kaya tanpa harus bekerja keras. Ingin cepat kaya dgn cara korupsi, merampok, menipu dan segala tindakan cela lainnya. Kebiasaan utk bekerja keras untuk menuai hasil yang maksimal sudah sering diajarkan oleh nenek moyang kita orang Jawa sejak dulu.

Kerja keras untuk menghasilkan rejeki berlipat akan lebih bermakna jika dibarengi dengan sikap hemat, teliti, cermat dan tidak boros.

5. Motif Truntum

Truntum
Mengandung makna tumbuh dan berkembang. Demikianlah, orang Jawa selalu mendambakan bagi setiap keluarga baru supaya segera mempunyai keturunan yang akan dapat menggantikan generasi sebelumnya.


Generasi baru itulah yang akan menjadi tumpuan setiap keluarga baru yang baru menikah untuk meneruskan segala harapan dan cita-cita keluarga sekaligus sebagai generasi penerus secara biologis yang mewarisi sifat-sifat keturunan dari sebuah keluarga baru. Harapan itu selalu muncul saat keluarga baru terbentuk.

Ungkapan-ungkapan seperti segera mendapatkan keturunan yang solih dan solihah, berguna bagi keluarga, masyarakat, agama, dan negara sering terdengar saat ada upacara pernikahan. Sebab memang dari keluarga baru itulah diharapkan akan berkembang keluarga-keluarga baru lainnya.

Sementara sumber lain mengatakan bahwa motif truntum ini awal mulanya diciptakan oleh kerabat kerajaan Surakarta yang sedang sedih hatinya karena merasa diabaikan oleh raja. Di tengah kesendirian itulah ia melihat di langit di tengah malam banyak bintang gemerlap menemani dirinya dalam kesepian. Insipirasi itulah yang ditangkap dan dituangkan dalam motif batik.

6. Motif Sidaluhur

Sidaluhur
Mengandung makna keluhuran. Bagi orang Jawa, hidup memang utk mencari keluhuran materi dan non materi. Keluhuran materi artinya bisa tercukupi segala kebutuhan ragawi dengan bekerja keras sesuai dengan jabatan, pangkat, derajat, maupun profesinya.


Keluhuran materi yang diperoleh dengan cara yang benar, halal dan sah tanpa melakukan kecurangan atau perbuatan yang tercela seperti korupsi, merampok, mencuri dan sebagainya. Sebab walaupun secara materi merasa cukup atau bahkan berlebihan, namun jika harta materi itu diperoleh secara tidak benar, tidak halal, itu tidak bisa dikatakan bisa mencapai keluhuran secara materi. Keluhuran materi akan lebih bermakna lagi apabila harta yang dimiliki itu bermanfaat bagi orang lain dan bisa diberikan dalam berbagai bentuk seperti sumbangan, donasi, hibah, dan sebagainya.

Sementara keluhuran budi, ucapan, dan tindakan adalah bentuk keluhuran non materi. Orang yang bisa dipercaya oleh orang lain, atau perkataannya sangat bermanfaat kepada orang lain tentu itu akan lebih baik daripada perkataannya tidak bisa dipegang orang lain dan tidak dipercaya orang lain.

Orang yang sudah bisa dipercaya oleh orang lain adalah suatu bentuk keluhuran non materi. Orang Jawa sangat berharap hidupnya kelak dapat mencapai hidup yang penuh dengan nilai keluhuran.

7. Motif Sidamukti

Sidamukti
Mengandung makna kemakmuran. Demikianlah bagi orang Jawa, hidup yang didambakan selain keluhuran budi, ucapan, dan tindakan, tentu agar hidup akhirnya dapat mencapai mukti atau makmur baik di dunia maupun di akhirat.


Orang hidup di dunia adalah mencari kemakmuran dan ketentraman lahir dan batin. Untuk mencapai kemakmuran dan ketentraman itu niscaya akan tercapai jika tanpa usaha dan kerja keras, keluhuran budi, ucapan, dan tindakan. Namun untuk mencapai itu semua tentu tidaklah mudah. Setiap orang harus bisa mengendalikan hawa nafsu, mengurangi kesenangan, menggunjing tetangga, berbuat baik tanpa merugikan orang lain, dan sebagainya, agar dirinya merasa makmur lahir batin.

Kehidupan untuk mencapai kemakmuran lahir dan batin itulah yang juga menjadi salah satu dambaan masyarakat Jawa dan tentu juga secara universal.

8. Motif Megamendung 


Megamendung
Pada bentuk Megamendung bisa kita lihat garis lengkung yang beraturan secara teratur dari bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil) kemudian melebar keluar (membesar) menunjukkan gerak yang teratur harmonis.

Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun) kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar/menjalani kehidupan sosial agama) dan pada akhirnya membawa dirinya memasuki dunia baru menuju kembali kedalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut (naik dan turun) pada akhirnya kembali ke asalnya (sunnatullah).

Sehingga bisa kita lihat bentuk megamendung selalu terbentuk dari lengkungan kecil yang bergerak membesar terus keluar dan pada akhirnya harus kembali lagi menjadi putaran kecil namun tidak boleh terputus. Terlepas dari makna filosofi bahwa Megamendung melambangkan kehidupan manusia secara utuh sehinga bentuknya harus menyatu.

Dilihat dari sisi produksi memang mengharuskan kalau bentuk garis lengkung megamendung harus bertemu pada satu titik lengkung berikutnya agar pada saat pemberian warna pada proses yang bertahap (dari warna muda ke warna tua) bisa lebih memudahkan.

9. Motif Parang Barong
Parang Barong
Motif batik ini berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa). Parang Barong merupakan parang yang paling besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya motif ini hanya boleh digunakan untuk Raja, terutama dikenakan pada saat ritual keagamaan dan meditasi.

Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.


Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut pada kain. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri 

Diolah dari berbagai sumber

Sabtu, 30 Agustus 2014

Proses Membuat Batik Tulis

Batik Tulis
Dalam pembuatan batik, kita mengenal ada empat cara pembuatannya, yaitu dengan cara ditulis dengan canting yang biasa di sebut dengan batik tulis, dengan cara di cetak dengan cap disebut batik cap, dengan cara diikat dengan tali/benang dinamakan batik ikat atau jumputan dan dengan cara dicetak dengan screen yang kemudian kita namakan batik cetak atau batik printing.

Pembuatan motif pada batik tulis, dibuat dengan cara memberikan malam dengan alat canting/kuas ke atas permukaan kain yang telah digambar sebelumnya. Sedang pemberian motif pada batik cap dibuat dengan menggunakan cap atau stempel logam yang permukaannya telah diberi malam lalu dicetakkan pada permukaan kain. Pemberian motif pada batik printing dibuat dengan cara mencetakkan larutan napthol yang telah dikentalkan ke atas permukaan kain dengan menggunakan alat rakel.

Sedangkan pemberian motif pada batik ikat, motifnya diikat-ikat dengan tali plastik atau benang hingga menjadi motif yang diinginkan. Proses berikut adalah pencelupan kain ke larutan naptol, garam warna dan air pembilas. Khusus untuk batik printing langsung dicelupkan ke larutan garam warna. Untuk menghasilkan warna batik yang baik proses pencelupannya harus diakukan berulang-ulang.

Proses selanjutnya disebut proses pelorotan malam. Caranya kain yang telah selesai pada proses pencelupan, dicelupkan kembali ke dalam air panas yang telah diberi bubuk soda abu atau soda ASH. Benda-benda pakai yang dihasilkan dari kerajinan ini adalah kain, selendang, taplak meja, sprei, sarung bantal, hiasan dinding, gorden dan lain-lain. Bahasan berikut adalah penjelasan tentang bahan, peralatan dan tahap-tahap dalam pembuatan karya batik tulis. Untuk lebih jelasnya silahkan Anda perhatikan dengan saksama.

1) Tahap pembuatan gambar motif
Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah kain katun, pola gambar atau mall, pensil 4B-5B, dan meja kaca. Pembuatan gambar motif pada kain, dapat dicapai dengan menjiplak pola/mall yang telah disiapkan atau bias juga dengan cara menuliskan langsung di atas kain.

Untuk menghasilkan gambar motif yang baik penulisannya dilakukan di atas meja kaca. Bila kain yang hendak digambari banyak lilin/kotor maka kain harus dicuci terlebih dahulu dengan sabun. Hal ini dimaksud agar dalam proses pencelupan nanti warna mudah menyerap.

2) Tahap pemberian malam
Dalam tahap ini bahan dan peralatan yang digunakan, yaitu :
  • Kain, jenis kain yang digunakan untuk membatik adalah jenis kain yang bahan bakunya terbuat dari kapas (katun) atau sutera, misalnya kain blacu, poplin, birkolin, santung, prima, premisima, vealisima, linen, dan sutera.
  • Malam, malam untuk membatik terdiri atas malam lowong (warnanya kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang liat), dan malam putih/paraffin (sifatnya rapuh, dan mudah retak).
  • Canting, canting yang digunakan untuk membatik terdiri dari canting cecek (lubangnya kecil), canting klowong (lubangnya sedang) dan canting nembok (lubangnya besar).
  • Peralatan penunjang, alat penunjang yang digunakan dalam tahap ini adalah kompor kecil, kenceng, panci, dan lainnya.
Sebelum proses pemberian malam dimulai, malam harus dipanaskan terlebih dahulu pada kenceng di atas kompor hingga mencair. Proses pemberian malam dilakukan dengan cara menuliskan cairan malam ke atas permukaan kain dengan menggunakan alat canting.

Cara menuliskannya mengikuti gambar motif yang telah dibuat, dilakukan dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas. Untuk pemberian malam pada gambar motif berupa bidang yang luas digunakan kuas.

3) Tahap pemberian warna
Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah pewarna batik yang terdiri dari :
  • Naptol berfungsi sebagai warna dasar yang nantinya dibangkitkan oleh garam warna (garam diazo). Naptol terdiri atas naptol AS, naptol ASLB, naptol ASGR, naptol ASG, naptol ASD, naptol ASBO, dan naptol ASOL.
Warna lain yang bersifat alami adalah daun soga. Naptol AS berfungsi untuk membuat warna merah, biru, violet, orange, dan hitam, naptol ASLB untuk membuat warna cokelat, naptol ASGR untuk membuat warna hijau dan naptol ASG untuk membuat warna kuning.
  • Garam warna (garam diazo), berfungsi untuk membangkitkan warna. Garam terdiri atas garam biru B, garam biru BB, garam violet B, hitam B, merah bordo GP, garam orange GC, dan garam biru hijau B.
  • Rapidogin, berfungsi untuk memberi variasi warna. Rapid terdiri atas rapid merah RH, rapid orange RH, rapid biru BN, rapid cokelat BN, rapid kuning GCH, dan rapid hitam G.
  • Bahan Pelengkap, untuk membuat larutan pewarna batik tulis bahan pelengkap yang diperlukan terdiri atas TRO (Turkish Red Oil) dan soda api (Loog 380 BE). TRO cairan berbentuk minyak sedang soda api (Loog 380 BE), disebut juga costik soda berbentuk seperti kristal.
Adapun tahapan dalam pemberian warna pada batik tulis adalah :

a. Pemberian warna rapid
Pemberian warna rapid dilakukan dengan cara menyapukan warna rapid ke bagian-bagian gambar yang diinginkan. Fungsi warna ini hanya sebagai variasi agar batik lebih menarik. Larutan rapid dibuat dengan cara mengaduk rapid dengan minyak TRO hingga kental, kemudian diberi air dingin dan diaduk kembali hingga merata. Perbandingannya adalah 1 sendok makan rapid : 2 sendok minyak TRO : 1 gelas besar air dingin.

b. Proses pencelupan
Proses pencelupan dalam membuat batik dilakukan dalam tiga langkah. Pertama pencelupan pada larutan naptol (bak I), kedua pencelupan pada larutan garam warna (bak II), dan ketiga pencelupan pada air pembilas (bak III). Untuk menghasilkan warna yang memuaskan, proses pencelupan dilakukan berulang-ulang.

c. Tahap melunturkan malam
Untuk melunturkan atau melorotkan malam pada kain batik yang telah selesai pada proses pencelupan, dilakukan dengan cara memasukkan kain ke dalam bak yang berisi air panas yang telah dicampur soda abu (Soda ASH) dan soda api (costik soda). Proses melunturkannya kain dimasukkan ke dalam bak, diangkat-angkat dengan menggunakan jepitan hingga malamnya lepas dan selanjutnya dibilas dengan air bersih, diperas, dan dianginanginkan.

Sabtu, 09 Agustus 2014

Macam Kain Untuk Batik

Tahukah kamu jenis kain apa saja yang yang bisa di batik? Ternyata tak semua jenis kain bisa dibatik, hanya kain berbahan tertentu yang bisa digunakan agar hasil batikan maksimal. Kain yang digunakan untuk batik harus memenuhi persyaratan teknis antara lain tidak rusak karena pengaruh proses batik, dan dapat diberi warna pada suhu dingin atau suhu kamar karena lilin batik sebagai perintang warna tidak tahan suhu panas.

Pada umumnya jenis-jenis kain yang dapat dibuat dari serat alami seperti serat selulosa atau tumbuh-tumbuhan dan serat protein atau binatang dapat memenuhi persyaratan tersebut. Sesuai dengan persyaratan teknis tersebut, kain yang dapat digunakan untuk batik adalah kain kapas dan kain sutra.

Kain kapas adalah kain yang terbuat dari serat kapas. Sifat umum kain kapas adalah daya serapnya baik, tahan terhadap panas, kelenturannya rendah, penghantar panasnya baik. Beberapa jenis kain kapas yang dapat digunakan sebagai bahan dasar batik yaitu: Kain mori, Kain kapas grey, Kain rayon dan Kain kaos kapas.

Berikut adalah penjelasan dari setiap kain yang telah disebutkan.

Kain Mori
Kain Mori adalah kain tenun benang kapas hasil olahan pabrik dengan anyaman polos dan diputihkan. Kain mori ada beberapa macam yaitu: mori primissima, mori prima, mori biru, mori voalisima, dan berkolin. Mori Primissima, termasuk jenis kain mori yang paling tinggi kualitasnya dengan spesifikasi halus nomor benangnya, tebal benangnya tinggi, konstruksi anyaman rapat sehingga pegangan kainnya halus dan padat.

Namun demikian kemampuan daya serap kurang. Sehingga untuk meningkatkan daya serap, saat ini telah diproduksi mori primissima mercerized maupun sanforized. Di pasaran antara lain dapat ditemukan dengan merek dagang Kereta Kencana, Crown, Bendera. Mori Prima, merupakan mori kualitas sedang dengan spesifikasi nomor benang sedikit lebih kasar, tebal benang lebih rendah. Saat ini juga telah diproduksi mori prima mercerized dengan merek dagang antara lain Bendera, Gong, Kupu, Ayam Mas, Menjangan. Mori Biru, merupakan mori kualitas rendah dengan spesifikasi nomor benang, tebal benang dan pegangan kain lebih kasar.

Dipasaran dapat dijumpai antara lain dengan merek dagang Cendrawasih, Nanas, Garuda Dunia. Mori Voalisima, kualitasnya sama dengan mori primissima hanya tebal benangnya lebih rendah. Berkolin, kualitasnya sama dengan mori primissima dan telah diproses mercerized. Di pasaran dapat ditemukan dengan lebar 90 cm dan 115 cm. Biasanya digunakan untuk membuat batik lukis.

Kain Grey/Blacu
Kain Grey/Blacu adalah kain tenun benang kapas yang tidak mengalami proses pemutihan, sehingga warnanya masih alami. Kain grey dapat dibedakan menjadi kain blacu, kain tenun ATBM, kain tenun Gedhog. Kain Blacu, yaitu kain tenun kapas olahan pabrik, di pasaran terdapat kain blacu dengan lebar 90 cm, 115 cm, dan 150 cm. Kain tenun ATBM, yaitu kain tenun kapas yang dihasilkan dengan menggunakan alat tenun bukan mesin, diproduksi dengan berbagai variasi ukuran kain dengan desain struktur anyaman yang dibuat dengan doby.

Sebagai bahan batik banyak digunakan sebagai busana wanita maupun aksesoris. Kain tenun Gedhog, dibuat dari serat kapas dengan alat tenun tradisional batik. Batik yang menggunakan tenun gedhog merupakan ciri khas batik Tuban yang tidak ditemukan di tempat lain. Tampilan fisiknya yang unik karena mulai dari penanaman kapas, menenun sampai jadi batik dikerjakan di Tuban. Tidak diketahui secara pasti kapan kain tenun gedhog mulai diproduksi.

Dari seorang pembatik yang kini telah berusia lebih dari 80 tahun diperoleh keterangan bahwa tenun gedhog telah dikenal lebih dari 100 tahun yang lalu. Disebut tenun gedhog karena bunyi ”dhog-dhog” yang terdengar pada saat proses menenun. Ada 2 jenis kapas sebagai bahan baku kain tenun gedhog yaitu yang berwarna putih dan cokelat. Kapas yang aslinya berwarna cokelat dengan nama kapas ”lawa” (”lowo” dalam bahasa Jawa), akan menghasilkan kain tenun berwarna cokelat, dan apabila digunakan sebagai bahan batik maka batik yang dihasilkan akan berwarna cokelat dan tidak pernah memiliki warna putih.

Produk kain tenun gedhog mempunyai warna dan motif yang bermacan-macam. Ada yang polos, bermotif lurik, kotak-kotak dan motif lain, serta dengan satu warna atau lebih.

Kain Rayon
Kain Rayon adalah kain benang rayon yaitu serat hasil regenerasi serat selulosa, sifatnya menyerupai kapas akan tetapi kekuatannya lebih rendah terutama terhadap alkali. Dalam keadaan basah kekuatan kapas akan bertambah sementara rayon akan berkurang.

Keunggulan kain rayon lebih berkilau dan mempunyai draping atau sifat menggantung lebih baik. Contoh antara lain kain shantung, kain paris rayon.

Kain Kaos Kapas
Kain Kaos Kapas adalah kain katun hasil rajutan, biasanya dibuat batik dalam bentuk produk kaos oblong atau T-shirt. Biasanya batik Tuban juga menggunakan kaos kapas untuk T-shirt dengan motif khas Tuban.

Kain Sutra
Kain Sutra, terbuat dari serat protein, yang diperoleh dari sejenis serangga Iepidoptera dan spesies utama yang dipelihara untuk menghasilkan sutra adalah Bombyx mori. Serat sutra berbentuk filamen dihasilkan dari larva ulat sutra pada saat membuat kepompong. Serat sutra mentah terdiri dari lebih kurang 75% fibroin dan 25% serisin yaitu sejenis perekat yang melapisi fibroin, berfungsi untuk melindungi fibroin dari gaya mekanik.

Untuk proses pewarnaan lapisan serisin ini harus dihilangkan dengan proses degumming atau boil off, karena akan mengganggu penyerapan warna. Saat ini sutra yang ada di pasaran adalah sutra import, sutra lokal, dan sutra liar. Sutra import, yaitu kain sutra yang ditenun secara masinal yang dikenal dengan sutra super T54, sutra super T56, Abote, Organdi, Sifon, sutra kaca kotak, sutra salur yaitu kombinasi anyaman sutra super dengan organdi, sutra krepe, sutra kembang batu yang anyaman desain struktur dengan doby.

Sutra lokal, yaitu kain sutra buatan dalam negeri ditenun dengan ATBM antara lain sutra polos, sutra granitan yang anyaman desain struktur dengan doby, sutra salur. Sutra liar, yaitu sutra yang dibuat dari serat ulat sutra yang dibudidayakan secara liar. Ulat-ulat sutra ini dibiarkan hidup di pohon mahoni, jambu mete, kedondong, sehingga makanannya adalah daun-daun dimana mereka hidup. Jenis serat yang dihasilkan dari ulat yang makanannya jambu mete atau daun kedondong disebut criccula, berwarna kuning keemasan.

Sedangkan serat yang dihasilkan dari ulat yang makanannya daun mahoni disebut attacus, berwarna cokelat. Warna-warna tersebut warna alami.

Note: Pemilihan bahan tergantung untuk apa nanti kain tersebut digunakan.

Sumber: fitinline.com

Jumat, 08 Agustus 2014

Sejarah Panjang Batik Indonesia

Batik Indonesia menjadi semakin terkenal setelah memperoleh pengakuan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB yang memutuskan batik Indonesia sebagai warisan pusaka dunia. Pengakuan yang diberikan pada 2 Oktober 2009 lalu menjadi tonggak penting untuk eksistensi batik di dunia internasional. Dalam rentang waktu sangat panjang batik hadir di bumi Nusantara. Batik sudah ada sejak zaman nenek moyang Indonesia.

Kata batik berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: amba, yang bermakna 'menulis' dan titik, yang bermakna 'titik'. Walaupun kata batik berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa teknik membatik kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilanka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes, arkeolog Belanda, dan F.A. Sutjipto, sejarawan Indonesia, percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme, tetapi diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik.

G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Adapun detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan Buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.

Sementara pada legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin, menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan dia hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa. Kemudian keempat lembar kain tersebut ditafsirkan sebagai batik.

Batik Indonesia menjadi semakin terkenal setelah memperoleh pengakuan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB yang memutuskan batik Indonesia sebagai warisan pusaka dunia. Pengakuan yang diberikan pada 2 Oktober 2009 lalu menjadi tonggak penting untuk eksistensi batik di dunia internasional. Dalam rentang waktu sangat panjang batik hadir di bumi Nusantara. Batik sudah ada sejak zaman nenek moyang Indonesia.

Kata batik berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: amba, yang bermakna 'menulis' dan titik, yang bermakna 'titik'. Walaupun kata batik berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa teknik membatik kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilanka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes, arkeolog Belanda, dan F.A. Sutjipto, sejarawan Indonesia, percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme, tetapi diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik.

G.P. Rouffaer
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Adapun detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan Buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.

Sementara pada legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin, menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan dia hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa. Kemudian keempat lembar kain tersebut ditafsirkan sebagai batik.

Dari berbagai sumber

Sabtu, 26 Juli 2014

Macam-Macam Batik

Macam Batik Berdasarkan Cara Pembuatannya

Berdasarkan teknik yang digunakan untuk pembuatannya, batik dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut beberapa macam batik dan penjelasannya:
 
1. Batik Tulis
Sesuai dengan namanya, teknik perintang warna yang digunakan saat proses pembuatan batik tulis ini adalah dengan cara dibubuhkan di atas kain batik (seperti orang menulis) menggunakan alat yang bernama canting. Proses pembuatan batik jenis ini memerlukan waktu berbulan bulan sehingga harganya relatif mahal.

2. Batik Cap 
Pembuatan batik jenis ini menggunakan alat berbentuk lempengan yang dibuat dari tembaga dan dilengkapi dengan motif tertentu yang disebut dengn Cap. Cap berfungsi untuk membubuhkan malam ke atas kain batik, kurang lebih seperti prinsip stempel.

3. Batik Lukis 
Batik lukis atau batik painting adalah teknik pembuatan batik dengan cara melukis langsung diatas kain putih. Alat dan bahan untuk pembuatan batik lukis ini sama dengan batik pada umunya yaitu canting dan malam. Hanya pada batik lukis juga menggunakan kuas. Batik painting ini termasuk kreasi baru dan tidak lagi menggunakan motif tradisional, tetapi motif motif batik kontemporer yang lebih sederhana.

Macam-Macam Batik Berdasar Motif atau Corak

1. Batik Kraton
Penjelasannya: Batik ini adalah awal dari berbagai macam batik yang berkembang di Indonesia. Pada motifnya terkandung makna serta filosofi hidup. Batik Kraton ini dikerjakan oleh putrid putrid keraton maupun oleh pembatik ahli yang ada di dalam lingkungan keraton. Dulunya motif ini terlarang untuk dipakai oleh orang kebanyakan seperti halnya motif batik Parang Rusak, Parang Barong, Udan Liris serta beberapa jenis motif yang lain.

2. Batik Sudagaran
Penjelasan: Batik Sudagaran ini berasal dari motif larangan dari keraton yang dibuat motif baru oleh para seniman yang berasal dari kaum saudagar agar sesuai dengan selera mereka. Para seniman ini juga mengubah motif larangan (terlarang) sehingga bisa dipakai oleh masyarakat kebanyakan. Motif batik ini dikenali dengan design yang terkesan berani dalam hal pemilihan bentuk, penggunaan benda benda alam dan binatang, serta pemakaian kombinasi warna yang didominasi warna soga atau biru tua. 
Batik Sudagaran ini memberikan kwalitas dalam proses pengerjaannya dan kerumitan dalam menghasilkan ragam hias yang baru. Pembuat batik Sudagaran ini merubah batik kraton dengan penambahan isen isen yang lebih rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik/ttik) sehingga terwujud sebuah motif batik yang sangat indah.

3. Batik Cuwiri
Penjelasan: Adalah motif batik yang memakai pewarna soga alam. Umumnya batik Cuwiri ini dipakai untuk semekan atau kemben dan biasanya dipakai pada upacara adat mitoni. Motif ini umumnya ditandai dengan penggunaan ragam hias meru dan gurda. Arti dari cuwiri sendiri adalah kecil kecil.


4. Batik Tambal
Penjelasan: Motif batik ini mempunyai arti menambal atau memperbaiki sesuatu yang rusak. Dulu, kain batik tambal dipercayai bisa membantu menyembuhkan orang sakit dengan cara menyelimuti orang tersebut dengan kain batik tambal.

5. Batik Sekar Jagad
Penjelasannya: Motif ini merupakan salah satu motif khas batik Indonesia. Makna motif ini adalah kecantikan atau keindahan yang akan membuat orang yang melihatnya menjadi terpesona. Ada juga yang berpendapat bahwa kata Sekar Jagad berasal dari kata dalam bahasa Jawa “kar jagad” (kar: peta, jagad: dunia) yang berarti motif ini menggambarkan keragaman di seluruh dunia.

6. Batik Kawung
Penjelasan: Motif batik Kawung mempunyai pola berupa bulatan seperti buah Kawung, yaitu sejenis kelapa atau kolang kaling yang disusun rapid dan geometris. 

Motif ini juga kadang diwujudkan sebagai gambar bunga teratai (lotus) dengan 4 lembar daun bunga yang merekah. Teratai sendiri adalah bunga yang melambangkan panjang umur dan kesucian. Umumnya pemberian nama nama motif batik Kawung didasarkan atas besar kecilnya bentuk bulatan yang terdapat dalam motif. Sebaga contoh, Kawung Picis adalah batik kawung yang motifnya tersusun atas bulatan bulatan yang kecil (picis adalah nama mata uang sepuluh sen yang ukurannya kecil).

Kemudian Kawung Bribil adalah batik kawung yang motifnya tersusun atas bulatan bulatan yang ukurannya lebih besar dari kawung picis (bribil adalah nama mata uang yang ukurannya juga lebih besar bila dibandingkan dengan picis). Sedang Kawung Sen mempunyai bentuk bulat dan lonjong yang lebih besar disbanding Kawung Bribil.


7. Batik Sido Mukti
Penjelasannya: Motif batik Solo ini biasanya dipakai sebagai kain dalam upacara adat perkawinan pada acara resepsi atau pahargyan dan biasanya dibuat menggunakan pewarna soga alam. Pola dasar yang terdapat di motif batik Sido Mukti ini adalah gurda. Makna atau filosofi dari motif batik ini adalah harapan untuk mendapatkan kebahagiaan lahir batin.
8. Batik Sido Luhur
Penjelasan: Merupakan batik Kraton Surakarta (Solo). Motif batik Sido Luhur biasanya dikenakan oleh pengantin perempuan di malam pegantin. Motif ini mengandung makna keluhuran yang berarti suatu harapan agar bisa mencapai kedudukan yang tinggi serta bisa menjadi panutan masyarakat.
9. Batik Sido Asih
Penjelasannya: Merupakan batik Kraton Surakarta (Solo) yang biasanya dipakai oleh pengatin perempuan. Motif batik Sido Asih ini mempunyai makna agar dalam hidup berumah tangga selalu dipenuhi dengan kasih saying. Dalam arti yang lebih luas, batik Sido asih diartikan agar manusia mengembangkan rasa saling mengasihi dan menyayangi antar sesama.